Begitu besarnya pengaruh karya sastra sehingga para ahli kebudayaan tidak ada yang meremehkan kekuatan sastra.
Meskipun karya sastra bersifat imajiner, namun tetap masuk akal dan mengandung kebenaran (Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyanto, 1995: 2). Hal tersebut dikarenakan pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang telah diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangannya terhadap masalah hidup dan kehidupan.
Karya sastra tidak tercipta begitu saja, tetapi merupakan produk intelektual dan perenungan yang terkadang dikerjakan dengan riset yang mendalam. Selain sisi estetika (keindahan), di dalam karya sastra terdapat keseriusan yang tidak jarang memunculkan unsur ilmu pengetahuan. Maka, dengan membaca karya sastra maka pembaca akan bisa menemukan (bukan diajari) nilai-nilai kemanusiaan. (Basuki Ks, 2005: 20)
Oleh sebab itu, dengan menjadikan sastra sebagai agen transformasi kebudayaan maka harapan terwujudnya sebuah bangsa yang maju jadi semakin besar. Sebaliknya, mengesampingkan peran sastra, memandangnya sebelah mata, atau bahkan menilainya sebagai sampah yang tidak berguna dan tidak berdampak apa-apa adalah awal kehancuran sebuah bangsa.
***
Pemaparan di atas kiranya tepat untuk mengantarkan kita pada pembahasan mengenai fiksi sains dan seluk-beluknya. Betapa selama ini masih banyak orang menganggap bahwa antara sains dan sastra tidak ada hubungannya, dan bahkan saling bertolak belakang. Sains mengedepankan data ilmiah dan test laborat, sementara sastra cenderung mengedepankan dunia rekaan. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Sains dan sastra bisa saling padu, saling mendukung dan mengisi.
Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana itu bisa terjadi? Di titik mana sains dan sastra bisa bertemu? Membaca posting-posting dalam blog ini, kamu akan menemukan jawaban pertanyaan tersebut.
Tak hanya itu, blog ini juga akan menjabarkan peran imajinasi dalam kemajuan IPTEK serta bagaimana cara sastra menginspirasi penemuan dan pengembangan sains dan teknologi canggih. Bisa jadi kamu terperangah setelah menyimak fakta-fakta tentang teknologi-teknologi yang terinspirasi dari fiksi sains yang akan dipaparkan di postingan dalam blog ini.
Fiksi sains memang sangat menarik untuk diulas lebih dalam. Ia bukan hanya telah menyumbangkan inspirasi kepada para ilmuwan, tetapi lebih dari itu, fiksi sains juga telah media alternatif untuk lebih mendekatkan masyarakat kita dengan dunia IPTEK, dan memberikan spirit kepada masyarakat untuk maju dengan melakukan inovasi-inovasi.
Lalu, bagaimana perkembangan genri prosa fiksi sains di Indonesia? Buku ini akan menjawab pertanyaan tersebut, dengan tidak lupa menyebutkan contoh-contoh fiksi sains karya anak negeri, yang tiga di antaranya akan diberi ringkasan dan ulasan.
Pembahasan-pembahasan di atas ditulis untuk memancing minat generasi muda dalam membaca karya sastra, khususnya fiksi sains. Tetapi jika minat kamu belum muncul juga, penulis merasa perlu untuk juga memberikan kiat efektif bagaimana menumbuhkan sikap dan minat membaca. Selain itu, ada pula kiat-kiat khusus bagaimana membaca prosa fiksi sains yang baik yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kita dalam membaca fiksi sains.
Barangkali, kamu tidak sekadar ingin menjadi penikmat dan penggemar fiksi sains, melainkan juga ingin menjadi penulis fiksi sains. Itu sebuah keinginan luar biasa dan harus terus dihidupkan dan ditularkan. Dan setiap keinginan, pastilah di situ ada jalan untuk mencapainya.
Sebenarnya sudah banyak buku berkaitan dengan proses kreatif penulisan prosa fiksi, dan kamu bisa membacanya untuk memudahkan terwujudnya keinginanmu. Tetapi, sepanjang pengamatan penulis, belum ada buku yang mengulas secara khusus mengenai kiat-kiat menulis fiksi sains. Oleh sebab itu, blog ini tidak lupa menyajikan pula langkah-langkah mudah dan praktis untuk menulis prosa fiksi sains.
Terakhir, meskipun blog ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh, tetapi apalah artinya jika kamu hanya berhenti membaca pada pendahuluan ini saja.
Comments