Skip to main content

Kian Membaca Fiksi Sains yang Lainnya

1. Memberi garis bawah atau memberi stabilo

Cara ini hanya berlaku jika buku yang sedang kamu baca adalah milikmu sendiri. Tidak ada salahnya, memberi garis bawah atau stabilo untuk menandai hal-hal menarik dan penting. Gunanya, selain untuk memudahkan kita mengingatnya, juga memudahkan kita mencari hal-hal penting jika sewaktu-waktu kita membutuhkannya.
2.Sempatkan melihat kamus atau lihat glosarium

Untuk lebih memahami kata-kata ilmiah yang masih asing, maka tidak ada salahnya kamu berhenti membaca sejenak. Jika di dalam novel disertai catatan kaki atau glosarium, bacalah dengan seksama arti kata tersebut.  Jika tidak ada keterangan tentang kata-kata asing tersebut, maka sempatkan lihat kamus ilmiah untuk mengetahui artinya dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Dan kalau kebetulan kamu tidak sedang berdekatan dengan kamus, tulislah istilah-istilah yang menurutmu masih asing tersebut di buku catatanmu, dengan tekad nanti akan mencari tahu artinya.

3. Selidiki kebenaran

Tidak masalah kita meragukan teori-teori atau rumusan sains yang disampaikan penulis fiksi sains. Sebagai pemburu ilmu sejati, sudah semestinya kita mencari tahu tentang sebuah teori yang  disampaikan oleh pengarang. Inilah salah satu metode membaca kritis. Membaca yang tidak memakan mentah-mentah apa yang disampaikan pengarang. Misalkan, Eliza dalam Area-X menulis tentang makhluk luar angkasa yang disebut sebagai Alien. Apakah Alien itu benar-benar ada ataukah hanya imajinasi penulis belaka? Kita bisa mencarinya di buku-buku ilmiah, internet, atau bertanya langsung pada guru-guru kita. Sungguh, ini tidak ada ruginya, justru akan menambah keluasan wawasan dan pengetahuan kita.
4.Tonton filmnya setelah membaca bukunya

Biasanya banyak sutradara dan produsen film yang tertarik mengadaptasi prosa fiksi sains dalam bentuk audio visual (film). Nah, sebelum kamu menonton filmnya, alangkah baiknya kamu baca dulu bukunya. Sungguh, ini tidak akan mengurangi kenikmatan kita dalam menonton filmnya. Terlebih lagi, jika kita sudah membaca bukunya, kita bisa tahu mana adegan yang dihilangkan dan mana adegan yang ditambah-tambahi. Jika kita menonton filmnya dulu, biasanya kita akan malas untuk membaca bukunya. Padahal bukunya seringkali lebih menarik daripada filmnya.

5.Bergabung dalam Forum Diskusi/Group.

Mengikuti diskusi atau bedah buku, selain bisa memberi tambahan pengetahuan atas buku yang kamu baca, juga bisa menjadikan kamu lebih bersemangat dalam membaca karya-karya fiksi sains lainnya. Di acara diskusi atau bedah buku kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesenangan yang sama. Terlebih lagi jika pengarangnya hadir di situ kamu bisa langsung menanyakan apa saja, terutama berkaitan dengan buku yang sedang didiskusikan.

Kalaupun tidak kamu temukan acara diskusi atau bedah buku di dunia nyata, kamu bisa bergabung dengan komunitas-komunitas fiksi sains yang ada di dunia maya. Di sana, kamu bisa memiliki banyak teman, bertukar pengalaman, dan mendapatkan banyak informasi seputar karya-karya fiksi sains yang baru.

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel Area X karya Eliza V Handayani

Judul    : Area-X: Hymne Angkasa Raya Pengarang     : Eliza V. Handayani Penerbit     : Dar! MIZAN, Bandung Tebal     : xxiv + 368 halaman Cetakan    : I, Juli 2003 Yudho dan Rocky adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer. Pada September 2015 mereka melakukan penyusupan di Area-X.  Area-X (baca area sepuluh), dalam novel ini merupakan salah satu area yang berfungsi sebagai pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia. Kabarnya, Area-X dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Tetapi Area-X disinyalir menyimpan misteri dan beredar kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal. Yudho dan Rocky ingin mencari tahu apa sebenarnya yang dilakukan para peneliti di tempat tersebut. Setelah menyusun siasat, akhirnya Yudho dan Rocky berhasil masuk ke dalam Area-X. Tetapi naas, keberadaan mereka diketahui penjaga. Akibatnya Rocky terjebak dan menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Yudho sendiri berhasil kabur. Kematian Rocky membuat Yudho dibenci

Pengertian Prosa Fiksi Sains

Istilah prosa fiksi sains terdiri dari tiga kata, yakni “prosa”, “fiksi” dan “sains.” Fiksi sains sendiri sering pula disebut sebagai fiksi ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah science fiction (sering disingkat Sc-Fi ). Secara bahasa “prosa” diartikan sebagai karangan bebas. Sedangkan “fiksi” biasa diartikan sebagai cerita rekaan. Aminuddin (2002: 66) mengartikan prosa fiksi sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Contoh dari prosa fiksi adalah cerita pendek, novel, dongeng, dan jenis-jenis prosa lain yang sifatnya adalah cerita rekaan. Dalam Kamus Istilah Sastra (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, Hani'ah, 2004: 51) fiksi sains disamakan dengan cerita rekaan ilmu. Fiksi sains memiliki bentuk kisahan yang alur, tema, dan latarnya disajikan secara imajinatif, berdasarkan pengetahuan

Ulasan Novel Area X

Ulasan Novel Area X - Sebelum terbit dalam bentuk novel mula-mula Area X adalah naskah film yang memenangi Lomba Penulisan Film/ Video tahun 1999. Kemudian Eliza menjadikannya novel dan dipublikasikan secara bersambung di Majalah Horison sisipan Kakilangit, 9 edisi berturut-turut dari Januari-September 2001. Lalu, sambil kuliah di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat, Eliza menyempurnakan novel ini. Eliza V. Handayani terlihat begitu serius dalam mengerjakan novel ini. Berdasarkan pengakuan dari penulisnya sendiri, novel ini ditulis dengan menggunakan rujukan sejumlah 33 buku, jurnal, dan buletin (terbitan 1975-2002), meliputi astronomi, astrobiologi (ilmu bintang, ilmu biologi), sains dan teknologi, ufologi (ilmu benda angkasa tak terindentifikasi) juga studi tentang minyak bumi. Eliza menggunakan leterarur tersebut untuk menguatkan cerita dan supaya novelnya bisa dipertanggungjawabkan. Banyak kalangan sastra memuji novel ini. Di antaranya adalah Budi Darma. Di sampul novel,