Skip to main content

Kiat Menulis Fiksi Sains: Tahap Persiapan

Berikut adalah kiat menulis fiksi sains lengkap, dari tahap ke tahap. Siapapun pasti bisa. Ayo dicoba

1. Banyak-banyaklah Membaca

Membaca sengaja diletakkan pada nomor pertama tahap persiapan ini. kenapa? Sebab pada hakikatnya, menulis adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dan membaca merupakan cara kita untuk memperkaya pengetahuan dan melatih rasa kepekaan. Selain itu, bukankah modal dasar dari menulis adalah kosa kata. Maka, membaca akan sangat mempengaruhi penguasaan kata dan kekayaan bahasa yang dimiliki seorang penulis. Semakin banyak buku yang dibaca, maka kita akan semakin kaya dengan kosa kata.

Jika kamu merasa sudah banyak menulis tetapi tulisanmu masih kurang baik, maka kamu perlu bertanya pada dirimu sendiri, “Apakah selama ini saya sudah rajin membaca?” Banyak bukti-bukati nyata, bahwa penulis yang karyanya baik, pastilah ia adalah juga seorang yang pembaca buku yang tekun.

Lantas, kamu mungkin bertanya, “Buku-buku apa yang harus saya baca sebagai persiapan menulis fiksi sains?” Jawabannya adalah buku apa saja, tidak sebatas pada buku-buku fiksi. Penulis fiksi yang tidak pernah membaca buku non-fiksi, maka tulisannya menjadi tidak berkembang. Tulisannya hanya berkutat pada tema yang itu-itu saja. Barangkali semangat Andera Hirata dalam membaca, sebagaimana tertulis dalam buku “Laskar Pelangi: The Phenomenon (Karni, 2008: 54-55) patut untuk dijadikan teladan.

Di buku itu dikatakan bahwa ternyata Andera Hirata bukan pembaca sastra yang getol. Sebelum menulis novel Laskar Pelangi, ia hanya membaca satu novel seumur hidupnya, yakni If Only They Could Talk karya James Herriot.  Karya Antonio Skarmeta yang kerap ia sebut-sebut dalam banyak diskusi baru ia baca setelah menulis Laskar Pelangi.

Tapi untuk buku-buku non-sastra Andrea adalah pembaca yang ‘gila’. "Saya selalu baca buku-buku sains," katanya. "Ternyata buku sains memberi kontribusi yang besar dan membuat saya kuat dalam hal penulisan kontekstual." Untuk membuat tulisan yang kental muatan sainsnya Andrea menyarankan pada para penulis agar memperluas bahan bacaannya. Bacalah temuan terbaru kebijakan politik Amerika Serikat, atau temuan terbaru energi alternatif, perkembangan bangkrutnya teori evolusi, ditemukannya fosil baru bahwa teori evolusi makin terpatahkan, dan sebagainya. Semua bacaan itu akan memberikan akibat luar baisa pada tulisanmu, disadari mapun tidak.

Selain memperkaya khazanah pengetahuan, membaca juga akan membuatmu meningkatkan daya imajinasi. Pengetahuan sekaligus imajinasi akan kita peroleh dengan baik dalam proses membaca. Tanpa memiliki imajinasi, sulit rasanya kamu bisa menulis karya fiksi sains yang baik.

Barangkali kita perlu menengok sosok Jules Verne yang dikenal sebagai Bapak Sains Fiksi Dunia. Dia bukanlah seorang yang ahli mesin atau teknologi. Bahkan latar belakang pendidikannya adalah ilmu hukum. Tetapi Verne memiliki ketertarikan dengan gadget dan mesin, dan ia juga memiliki teman-teman yang tertarik pada ilmu pengetahuan dan penemuan. Lantas dari mana dan kenapa Verne bisa menulis fiksi sains yang banyak memberikan inspirasi bagi penemuan-penemuan IPTEK? kamu bisa menjawabnya sekarang. Apalagi kalau bukan dari imajinasinya yang tinggi. Imajinasi Verne itu konon sangat dipengaruhi oleh jurnal-jurnal ilmiah yang dia baca.

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel Area X karya Eliza V Handayani

Judul    : Area-X: Hymne Angkasa Raya Pengarang     : Eliza V. Handayani Penerbit     : Dar! MIZAN, Bandung Tebal     : xxiv + 368 halaman Cetakan    : I, Juli 2003 Yudho dan Rocky adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer. Pada September 2015 mereka melakukan penyusupan di Area-X.  Area-X (baca area sepuluh), dalam novel ini merupakan salah satu area yang berfungsi sebagai pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia. Kabarnya, Area-X dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Tetapi Area-X disinyalir menyimpan misteri dan beredar kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal. Yudho dan Rocky ingin mencari tahu apa sebenarnya yang dilakukan para peneliti di tempat tersebut. Setelah menyusun siasat, akhirnya Yudho dan Rocky berhasil masuk ke dalam Area-X. Tetapi naas, keberadaan mereka diketahui penjaga. Akibatnya Rocky terjebak dan menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Yudho sendiri berhasil kabur. Kematian Rocky membuat Yudho dibenci

Ulasan Novel Area X

Ulasan Novel Area X - Sebelum terbit dalam bentuk novel mula-mula Area X adalah naskah film yang memenangi Lomba Penulisan Film/ Video tahun 1999. Kemudian Eliza menjadikannya novel dan dipublikasikan secara bersambung di Majalah Horison sisipan Kakilangit, 9 edisi berturut-turut dari Januari-September 2001. Lalu, sambil kuliah di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat, Eliza menyempurnakan novel ini. Eliza V. Handayani terlihat begitu serius dalam mengerjakan novel ini. Berdasarkan pengakuan dari penulisnya sendiri, novel ini ditulis dengan menggunakan rujukan sejumlah 33 buku, jurnal, dan buletin (terbitan 1975-2002), meliputi astronomi, astrobiologi (ilmu bintang, ilmu biologi), sains dan teknologi, ufologi (ilmu benda angkasa tak terindentifikasi) juga studi tentang minyak bumi. Eliza menggunakan leterarur tersebut untuk menguatkan cerita dan supaya novelnya bisa dipertanggungjawabkan. Banyak kalangan sastra memuji novel ini. Di antaranya adalah Budi Darma. Di sampul novel,

Pengertian Prosa Fiksi Sains

Istilah prosa fiksi sains terdiri dari tiga kata, yakni “prosa”, “fiksi” dan “sains.” Fiksi sains sendiri sering pula disebut sebagai fiksi ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah science fiction (sering disingkat Sc-Fi ). Secara bahasa “prosa” diartikan sebagai karangan bebas. Sedangkan “fiksi” biasa diartikan sebagai cerita rekaan. Aminuddin (2002: 66) mengartikan prosa fiksi sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Contoh dari prosa fiksi adalah cerita pendek, novel, dongeng, dan jenis-jenis prosa lain yang sifatnya adalah cerita rekaan. Dalam Kamus Istilah Sastra (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, Hani'ah, 2004: 51) fiksi sains disamakan dengan cerita rekaan ilmu. Fiksi sains memiliki bentuk kisahan yang alur, tema, dan latarnya disajikan secara imajinatif, berdasarkan pengetahuan