Skip to main content

Membuat Mind Map Bacaan Fiksi Sains

Selain dikenal ampuh untuk menggali informasi dari dalam dan di luar otak kita, mind map dikenal pula sebagai metode baru untuk mendapatkan ide, dan membat catatan yang tidak membosankan. Mengapa mind map ampuh? Tony Buzan (2007: 6) menerangkan, bahwa  mind map membuat kita tetap fokus kepada ide utama dan semua ide tambahan lainnya. Mind map membuat kita menggunakan kedua belah otak sehingga kita justru kecanduan belajar, kecanduan membaca.

Cara membuat mind map fiksi sains yang kita baca adalah sebagai berikut:

  1. Gunakan selembar kertas kosong dan beberapa pulpen berwarna.
  2.  Tulislah judul buku dan babnya, lalu gabarkanlah  di tengah-tengah kertas. Hal ini akan merangkum isi buku itu. Misal, novel Laskar Pelangi Bab I: Sepuluh Murid Baru.
  3. Tarik garis dari gambar pusat tadi. Garis-garis ini diperuntukkan bagi sub-topikmu—elemen-elemen utama yang membangun seluruh cerita dari fiksi yang dibaca. Gunakanlah peta periksa (Apa-Dimana-Kapan-Siapa-Mengapa) untuk membantumu.
  4. Lengkapi fakta mendetail di tingkat sub-topik tersebut. Gunakanlah gambar kunci atau kata-kata kunci yang dituliskan dengan jelas pada garis yang ada.
  5. Setelah itu, tariklah beberapa cabang dari setiap sub-topik tadi sehingga kamu bisa menambahkan fakta mendetail tingkat ketiga pada mind map yang kamu buat. Inilah tempat di mana kamu bisa menambahkan semua fakta kecil penting yang mudah sekali dilupakan, misal tanggal kejadian, nama tokoh, atau angka-angka. Kamu hanya perlu menggunakan satu/dua kata, tanggal, atau nomor, tidak perlu menulis kalimat lengkap. 
Demikian cara membuat mind map. semoga bermanfaat

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel Area X karya Eliza V Handayani

Judul    : Area-X: Hymne Angkasa Raya Pengarang     : Eliza V. Handayani Penerbit     : Dar! MIZAN, Bandung Tebal     : xxiv + 368 halaman Cetakan    : I, Juli 2003 Yudho dan Rocky adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer. Pada September 2015 mereka melakukan penyusupan di Area-X.  Area-X (baca area sepuluh), dalam novel ini merupakan salah satu area yang berfungsi sebagai pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia. Kabarnya, Area-X dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Tetapi Area-X disinyalir menyimpan misteri dan beredar kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal. Yudho dan Rocky ingin mencari tahu apa sebenarnya yang dilakukan para peneliti di tempat tersebut. Setelah menyusun siasat, akhirnya Yudho dan Rocky berhasil masuk ke dalam Area-X. Tetapi naas, keberadaan mereka diketahui penjaga. Akibatnya Rocky terjebak dan menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Yudho sendiri berhasil kabur. Kematian Rocky membuat Yudho dibenci

Pengertian Prosa Fiksi Sains

Istilah prosa fiksi sains terdiri dari tiga kata, yakni “prosa”, “fiksi” dan “sains.” Fiksi sains sendiri sering pula disebut sebagai fiksi ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah science fiction (sering disingkat Sc-Fi ). Secara bahasa “prosa” diartikan sebagai karangan bebas. Sedangkan “fiksi” biasa diartikan sebagai cerita rekaan. Aminuddin (2002: 66) mengartikan prosa fiksi sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Contoh dari prosa fiksi adalah cerita pendek, novel, dongeng, dan jenis-jenis prosa lain yang sifatnya adalah cerita rekaan. Dalam Kamus Istilah Sastra (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, Hani'ah, 2004: 51) fiksi sains disamakan dengan cerita rekaan ilmu. Fiksi sains memiliki bentuk kisahan yang alur, tema, dan latarnya disajikan secara imajinatif, berdasarkan pengetahuan

Ulasan Novel Area X

Ulasan Novel Area X - Sebelum terbit dalam bentuk novel mula-mula Area X adalah naskah film yang memenangi Lomba Penulisan Film/ Video tahun 1999. Kemudian Eliza menjadikannya novel dan dipublikasikan secara bersambung di Majalah Horison sisipan Kakilangit, 9 edisi berturut-turut dari Januari-September 2001. Lalu, sambil kuliah di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat, Eliza menyempurnakan novel ini. Eliza V. Handayani terlihat begitu serius dalam mengerjakan novel ini. Berdasarkan pengakuan dari penulisnya sendiri, novel ini ditulis dengan menggunakan rujukan sejumlah 33 buku, jurnal, dan buletin (terbitan 1975-2002), meliputi astronomi, astrobiologi (ilmu bintang, ilmu biologi), sains dan teknologi, ufologi (ilmu benda angkasa tak terindentifikasi) juga studi tentang minyak bumi. Eliza menggunakan leterarur tersebut untuk menguatkan cerita dan supaya novelnya bisa dipertanggungjawabkan. Banyak kalangan sastra memuji novel ini. Di antaranya adalah Budi Darma. Di sampul novel,