Skip to main content

Hal-hal Penting Sebelum Diketahui Sebelum Membaca Fiksi Sains

Namun demikian, kita tahu, genre fiksi sains berbeda dengan fiksi pada umumnya. Unsur-unsur ilmiah di dalam fiksi sains adalah salah satu hal yang membedakan genre fiksi ini. Maka, supaya kita lebih bisa menikmati, menghayati, dan pengetahuan yang terkandung dalam fiksi sains lebih membekas, ada beberapa hal penting yang mesti diketahui:

1.  Kenali dulu buku yang akan kamu baca.

Sebelum kamu mulai membaca, kenali terlebih dulu buku tersebut, dari mulai judul, pengarang, penerbit, juga ringkasan dan tanggapan atas buku yang biasanya tertulis di sampul. Biasanya, pengarang fiksi sains yang baik adalah orang yang memiliki latar belakang sesuai dengan bidangnya, atau hobinya dalam bidang tertentu. Andrea Hirata, meskipun ia adalah seorang Master Ekonomi, tetapi ia menyukai dan sangat menguasai sains (fisika, biologi, georafi, dll) sehingga keilmuannya tersebut sangat mendukung pada karya-karyanya.

Tanggapan atas buku dari para tokoh atau yang dikenal dengan istilah endorsment biasanya mencerminkan baik tidaknya sebuah buku. Tetapi terkadang tanggapan tersebut ditulis secara berlebihan dengan tujuan menarik perhatian pembeli.

Karena itu, kita tidak boleh terkecoh dengan perkenalan awal dengan buku dari hanya melihat tampilan fisiknya. Cara yang paling efektif dalam mengenali sebuah buku sebelum membacanya adalah dengan membaca sinopsis atau resensi mengenai buku tersebut, bisa di media cetak maupun elektronik.

2.  Pilihlah fiksi sains yang ringan terlebih dulu.

Untuk tahap awal, mungkin kamu bisa memulainya dengan membaca karya fiksi sains ‘halus’ yang tidak terlalu tebal. Atau mungkin bisa mengawalinya dengan membaca cerita pendek yang bisa dibaca habis sekali duduk. Ingatlah, membaca bukanlah jenis pemaksaan. Kita tidak boleh merasa terbebani ketika membaca. Dan karenanya, untuk tingkat awal, membaca novel sains yang tebal dan masuk kategori keras, bisa jadi akan membuatmu merasa jenuh dan justru membuatmu meninggalkan dari petualangan-petualanganmu dengan karya-karya yang lain.

3. Memilih waktu dan tempat yang tepat

Sebenarnya kita bisa membaca kapan dan di mana saja. Tetapi karena aktivitas membaca buku membutuhkan konsentrasi, alangkah baiknya jika kita memilih waktu dan tempat yang tepat untuk membaca. Tidak mungkin kita membaca novel fiksi sains ketika guru sedang menerangkan rumus Matematika di dalam kelas. Selain tidak nyaman karena takut ketahuan sehingga konsentrasi buyar, kamu menjadi tidak paham apa yang Bapak/Ibu guru sampaikan. Akibatnya, kamu jadi rugi dua-duanya ‘kan?

Sebenarnya tidak ada salahnya kita membaca fiksi sains di atas bus, kereta api, atau pesawat. Selama kita bisa konsentrasi dan fokus, membaca di tengah keramaian tidak akan jadi masalah. Dari pada melamun, memandangi pohon-pohon yang berlarian, lebih baik kamu gunakan waktu luang tersebut untuk membaca. Membaca fiksi sains di kamar, pada malam hari yang sunyi, atau menjelang tidur, juga cocok. Keheningan akan membuat kita lebih bisa konsentrasi dan akhirnya lebih bisa menikmati dan menghayati cerita.

4.  Membaca runtut

Yakinlah, kita tidak akan pernah bisa menikmati dan menghayati cerita dalam karya fiksi sains jika cara kita membacanya sama dengan membaca berita. Bacalah dengan detail, kata-perkata, bukan dengan cara meloncat-loncat.

5. Membaca seperti “ngemil”.

Istilah membaca ngemil diperkenalkan oleh Hernowo, seorang Editor senior di sebuah penerbitan ternama. Membaca ngemil adalah membaca sedikit demi sedikit. Caranya: bacalah beberapa paragraf lalu berhenti. Tanamkan dan renungkan kembali apa yang baru saja dibaca. Itulah cara supaya kita tidak mudah melupakan hasil bacaan kita.

Membaca “ngemil”  sangat tepat diterapkan ketika kita membaca fiksi sains, ketimbang menggunakan teknik membaca cepat atau speed reading. Teknik speed reading, yang oleh sebagian orang disalah artikan menjadi membaca tergesa-gesa mungkin lebih tepat digunakan ketika pembaca sengaja memilih teks sastra sebagai bahan bacaan untuk melatih keterampilan dan kecekatan dalam membaca.

Membaca dengan cara ngemil merupakan cara terbaik dalam membaca fiksi sains. Sebab, terkadang dalam fiksi sains dibutuhkan pemahaman mencerna teks yang agak rumit. Dengan membaca “ngemil” kita memiliki jeda waktu untuk mencerna dan memahami teks tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel Area X karya Eliza V Handayani

Judul    : Area-X: Hymne Angkasa Raya Pengarang     : Eliza V. Handayani Penerbit     : Dar! MIZAN, Bandung Tebal     : xxiv + 368 halaman Cetakan    : I, Juli 2003 Yudho dan Rocky adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer. Pada September 2015 mereka melakukan penyusupan di Area-X.  Area-X (baca area sepuluh), dalam novel ini merupakan salah satu area yang berfungsi sebagai pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia. Kabarnya, Area-X dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Tetapi Area-X disinyalir menyimpan misteri dan beredar kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal. Yudho dan Rocky ingin mencari tahu apa sebenarnya yang dilakukan para peneliti di tempat tersebut. Setelah menyusun siasat, akhirnya Yudho dan Rocky berhasil masuk ke dalam Area-X. Tetapi naas, keberadaan mereka diketahui penjaga. Akibatnya Rocky terjebak dan menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Yudho sendiri berhasil kabur. Kematian Rocky membuat Yudho dibenci

Pengertian Prosa Fiksi Sains

Istilah prosa fiksi sains terdiri dari tiga kata, yakni “prosa”, “fiksi” dan “sains.” Fiksi sains sendiri sering pula disebut sebagai fiksi ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah science fiction (sering disingkat Sc-Fi ). Secara bahasa “prosa” diartikan sebagai karangan bebas. Sedangkan “fiksi” biasa diartikan sebagai cerita rekaan. Aminuddin (2002: 66) mengartikan prosa fiksi sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Contoh dari prosa fiksi adalah cerita pendek, novel, dongeng, dan jenis-jenis prosa lain yang sifatnya adalah cerita rekaan. Dalam Kamus Istilah Sastra (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, Hani'ah, 2004: 51) fiksi sains disamakan dengan cerita rekaan ilmu. Fiksi sains memiliki bentuk kisahan yang alur, tema, dan latarnya disajikan secara imajinatif, berdasarkan pengetahuan

Ulasan Novel Area X

Ulasan Novel Area X - Sebelum terbit dalam bentuk novel mula-mula Area X adalah naskah film yang memenangi Lomba Penulisan Film/ Video tahun 1999. Kemudian Eliza menjadikannya novel dan dipublikasikan secara bersambung di Majalah Horison sisipan Kakilangit, 9 edisi berturut-turut dari Januari-September 2001. Lalu, sambil kuliah di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat, Eliza menyempurnakan novel ini. Eliza V. Handayani terlihat begitu serius dalam mengerjakan novel ini. Berdasarkan pengakuan dari penulisnya sendiri, novel ini ditulis dengan menggunakan rujukan sejumlah 33 buku, jurnal, dan buletin (terbitan 1975-2002), meliputi astronomi, astrobiologi (ilmu bintang, ilmu biologi), sains dan teknologi, ufologi (ilmu benda angkasa tak terindentifikasi) juga studi tentang minyak bumi. Eliza menggunakan leterarur tersebut untuk menguatkan cerita dan supaya novelnya bisa dipertanggungjawabkan. Banyak kalangan sastra memuji novel ini. Di antaranya adalah Budi Darma. Di sampul novel,