Skip to main content

Kiat Menulis Fiksi Sains, Tahap Perbaikan

Wah, lega rasanya jika karya kita sudah selesai. Pastilah ada kepuasan tersendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya materi. Tetapi sabar dulu, jangan terburu-buru untuk mengirimkan karyamu ke penerbit atau ke media massa. Kita perlu membaca lagi apa yang kita tuliskan untuk kemudian melakukan perbaikan (edit dan revisi). Jika kamu menuliskannya di komputer, maka disarankan agar tulisanmu bisa dicetak terlebih dulu. Sebab, kita bisa lebih rileks manakala membaca tulisan di kertas ketimbang di layar monitor, dan dengan demikian kita akan lebih teliti.

Cobalah periksa kembali hal-hal sederhana tetapi mendasar dan penting, seperti tanda baca, penggunaan bahasa, dan kaidah penulisan. Proses itu biasa disebut dengan editing. Berbarengan dengan proses editing itu, mungkin kita akan menemukan cerita-cerita yang kurang nyambung, tidak logis, atau membutuhkan penjelasan tambahan untuk meyakinkan pembaca, atau memerlukan sentuhan-sentuhan estetik. Di sinilah perlunya revisi atas tulisan kita.

Untuk melakukan revisi kita mesti meluangkan waktu untuk mengendapkan dan merenungkan lagi cerita yang kita buat. Sementara waktu mungkin kita perlu untuk santai, jalan-jalan, dengan tetap membaca karya orang lain dan tidak melupakan sepenuhnya tulisan yang baru kita buat. Seringkali, dari buku-buku yang dibaca kamu akan mendapat masukan untuk ditambahkan dalam tulisanmu.

Untuk merevisi karya kita, mungkin kita juga perlu melontarkan pertanyaan-pertanyaan mendasar. Misal, apakah kita sudah melibatkan keseluruhan indera (perasa, penglihatan, penciuman, pendengaran, penciuman) dalam deskripsi cerita yang kita tulis? Bagaimana perasaan pembaca ketika membaca bagian ini? Di mana bagian yang harus dipangkas dan dipanjangkan?

Terakhir, tidak ada salahnya juga kita mendiskusikan karya kita dengan teman-teman. Mintalah bantuan teman untuk membaca karya kita dan mintalah mereka memberikan kritik dan masukan. Kadang-kadang kita menilai karya kita sudah bagus karena kita telah membuatnya dengan susah payah. Tetapi penting disadari, setiap pembaca punya perspektif sendiri-sendiri dalam menilai karya. Oleh karena itu, jangan sungkan untuk menerima masukan dari orang lain (jika kita anggap cocok) supaya karya kita menjadi lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis Novel Area X karya Eliza V Handayani

Judul    : Area-X: Hymne Angkasa Raya Pengarang     : Eliza V. Handayani Penerbit     : Dar! MIZAN, Bandung Tebal     : xxiv + 368 halaman Cetakan    : I, Juli 2003 Yudho dan Rocky adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer. Pada September 2015 mereka melakukan penyusupan di Area-X.  Area-X (baca area sepuluh), dalam novel ini merupakan salah satu area yang berfungsi sebagai pusat penelitian IPTEK mutakhir di Indonesia. Kabarnya, Area-X dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Tetapi Area-X disinyalir menyimpan misteri dan beredar kabar bahwa di tempat itu sedang diadakan penelitian berbahaya dan illegal. Yudho dan Rocky ingin mencari tahu apa sebenarnya yang dilakukan para peneliti di tempat tersebut. Setelah menyusun siasat, akhirnya Yudho dan Rocky berhasil masuk ke dalam Area-X. Tetapi naas, keberadaan mereka diketahui penjaga. Akibatnya Rocky terjebak dan menghembuskan nafas terakhirnya, sementara Yudho sendiri berhasil kabur. Kematian Rocky membuat Yudho dibenci

Pengertian Prosa Fiksi Sains

Istilah prosa fiksi sains terdiri dari tiga kata, yakni “prosa”, “fiksi” dan “sains.” Fiksi sains sendiri sering pula disebut sebagai fiksi ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah science fiction (sering disingkat Sc-Fi ). Secara bahasa “prosa” diartikan sebagai karangan bebas. Sedangkan “fiksi” biasa diartikan sebagai cerita rekaan. Aminuddin (2002: 66) mengartikan prosa fiksi sebagai kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Contoh dari prosa fiksi adalah cerita pendek, novel, dongeng, dan jenis-jenis prosa lain yang sifatnya adalah cerita rekaan. Dalam Kamus Istilah Sastra (Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, Hani'ah, 2004: 51) fiksi sains disamakan dengan cerita rekaan ilmu. Fiksi sains memiliki bentuk kisahan yang alur, tema, dan latarnya disajikan secara imajinatif, berdasarkan pengetahuan

Ulasan Novel Area X

Ulasan Novel Area X - Sebelum terbit dalam bentuk novel mula-mula Area X adalah naskah film yang memenangi Lomba Penulisan Film/ Video tahun 1999. Kemudian Eliza menjadikannya novel dan dipublikasikan secara bersambung di Majalah Horison sisipan Kakilangit, 9 edisi berturut-turut dari Januari-September 2001. Lalu, sambil kuliah di Universitas Wesleyan, Amerika Serikat, Eliza menyempurnakan novel ini. Eliza V. Handayani terlihat begitu serius dalam mengerjakan novel ini. Berdasarkan pengakuan dari penulisnya sendiri, novel ini ditulis dengan menggunakan rujukan sejumlah 33 buku, jurnal, dan buletin (terbitan 1975-2002), meliputi astronomi, astrobiologi (ilmu bintang, ilmu biologi), sains dan teknologi, ufologi (ilmu benda angkasa tak terindentifikasi) juga studi tentang minyak bumi. Eliza menggunakan leterarur tersebut untuk menguatkan cerita dan supaya novelnya bisa dipertanggungjawabkan. Banyak kalangan sastra memuji novel ini. Di antaranya adalah Budi Darma. Di sampul novel,